Wednesday, May 30, 2012

Three Articles in The Jakarta Post Regarding Art Authenticity

Three Articles in The Jakarta Post Regarding Art Authenticity 



The Jakarta Post published three articles in light of a case regarding art authenticity in Indonesia. The articles in appeared in The Jakarta Post, Wednesday 30 May 2012 edition, p. 8.


Insight : Art, profit, authenticity and museums | The Jakarta Post
http://ow.ly/bhaJf

The style is not Father’s: Sudjojono’s son | The Jakarta Post
http://ow.ly/bhaU1

Independent specialists needed to combat forgery | The Jakarta Post
http://ow.ly/bhb86

Insight : Art, profit, authenticity and museums | The Jakarta Post

Insight : Art, profit, authenticity and museums | The Jakarta Post:

'via Blog this'

Soedibio | Sudibio | Sudibyo | periode 1947 - 1956





Soedibio | Sudibio | Sudibyo | periode 1947 - 1956 




Soedibio dalam Brochure Kesenian, 1949 







Soedibio dalam pendokumentasian Claire Holt 
di Cornell University   




Lukisan di atas ini, Kawan-kawan Revolusi, memang bukan karya Soedibio, tapi karya S. Sudjojono yang berada di Koleksi Sukarno. Soedibio, sebagai teman baik Sudjojono di Seniman Indonesia Muda, muncul dalam lukisan itu. Yang dilukiskan dalam karya ini di antaranya: Kartono Yudhokusumo; Basuki Resobowo; Sudibio; Trisno Sumardjo; Ramli; Surono, dan Tedjabayu Sudjojono. Lukisan ini digarap tahun 1947, ketika organisasi itu bermarkas di kota Solo. 



Karya-karya di bawah ini adalah karya Soedibio











Soedibio berkarya dengan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Kebanyakan dari karyanya antara 1947-1956, berformat vertikal, dengan ukuran tinggi antara 31" - 37" (78 - 94 cm) dan ukuran lebar antara "23 - 28 3/4" (58-73 cm), jadi dimensinya sekitar 78 x 58 hingga 94 x 73. Hanya satu karya dalam dokumentasi Claire Holt, Potret Sumilah, 1949, yang berukuran 58 x 35" (147 x 89 cm). Lukisan Ke Kau Penduduk Jogja, yang luput dari pendokumentasian Claire Holt, konon berukuran 200 x 136cm. 




Soedibio dalam pendokumentasian Claire Holt 
di New York Public Library  






















Thursday, May 24, 2012

Yang saya dengar tentang Diskusi Meja Bundar tentang Museum OHD di Galnas


Yang saya dengar tentang Diskusi Meja Bundar tentang Museum OHD di Galnas



Tadi pagi, ada Diskusi Meja Bundar tentang Museum OHD di Galnas.

Saya tidak ikut DMB hari ini karena dihina penyelenggara dengan label tertentu, kemudian ditegaskan dengan sms dari seseorang yang ternyata istrinya, bahwa saya memang tidak diharapkan datang.

Tapi berdasarkan beberapa laporan, hasilnya adalah sebagai berikut:
1. panitia dan beberapa peserta melihat hal ini sebagai perseteruan antar pihak-pihak, sementara menurut saya ini persoalan kita bersama yang harus kita selesaikan bersama-sama.
2. sepertinya ada yang memanas-manasi suasana, mungkin karena ia/mereka punya kepentingan.
3. setelah penjelasan yang runtut dari Ucok Aminudin Siregar, kelihatannya pemilik museum mulai bisa menerima argumentasi bahwa beberapa karya dalam pameran yang diselenggarakannya, tidak dapat diterima sebagai karya Sudjojono dan Soedibio.
4. perlu ada kelanjutan dari apa yang berlangsung tadi, tapi sepantasnya merupakan suatu pertemuan tertutup dan melibatkan pihak-pihak yang bisa  benar-benar berperan secara positif, demi kepentingan kita bersama, dan bukan dijadikan panggung tontonan yang gaduh dan tanpa jalan keluar.

Kesimpulan saya sendiri tentang semua ini:
1. Memang banyak hal yang terjadi karena prasangka-prasangka yang kurang baik.
2. Jika masalahnya tidak menjadi besar seperti sekarang ini, belum tentu pemilik museum akan mulai rela untuk menerima argumentasi luar. Jadi pada akhirnya kegaduhan seperti ini akan terjadi juga.
3. Hal ini membuahkan hikmah: marilah kita mawas diri, bercermin, jangan merasa diri paling bener, paling pinter. Ini berlaku untuk semua di antara kita.
4. Mudah-mudahan semua bisa kembali berdamai, dan kembali bekerjasama secara positif dalam dunia seni rupa.

Tapi ijinkan saya ingatkan satu hal penting tentang museum:
1. sebuah museum adalah institusi pendidikan yang sifatnya publik. museum pribadi sekalipun, karena sudah menyandang nama museum, maka institusi itu ada di ranah publik, dan punya tanggung jawab publik.
2. sebagai institusi publik, museum harus bisa mempertanggung jawabkan (memberi informasi yang lengkap dan jelas tentang) asal usul dari benda yang ditampilkannya.
3. Kita sangat perlu terus mendukung penelitian tentang sejarah seni rupa kita.

Saturday, May 19, 2012

MoMA Class @ America | Module 9: Duchamp dan Dada

MoMA Class @ America | Module 9: Duchamp dan Dada



























Marcel Duchamp (1887 - 1968)
L.H.O.O.Q.,  1919

post card reproduction with added moustache, goatee and title in pencil (19.7 x 12.4 cm)






L     > Elle 
H.O > a chaud 
O    > au 
Q    > cul


LHOOQ > Elle a chaud au cul 








The Bride Stripped Bare by Her Bachelors, Even (The Large Glass). (1915-23)
Oil, varnish, lead foil, lead wire, and dust on two glass panels. 109 1/4" x 69 1/4"
Philadelphia Museum of Art.
























Duchamp 
Fountain 1917; 
1964 artist-authorized replica made by the artist's dealer, Arturo Schwarz, based on a photograph by Alfred Stieglitz
Porcelain, 360 x 480 x 610 mm
Tate Modern, London







Karya Dada:  

• konsepsual 



• tidak rasional, kadang2 menggunakan sistem tatanan lain, 

seperti misalnya: laws of chance 




Tidak lagi perlu membaca:
  


• authorship  


• mengabaikan otentisitas  

• brushstroke (goresan)  

• indeksikalitas: hal-hal yang dapat dibaca akibat suatu tanda langsung yang ada dalam karya 








Marcel Duchamp - Anemic Cinema - YouTube:

'via Blog this'




Saturday, May 12, 2012

Rangkuman MoMAclass modul 8: 
Bauhaus & László Moholy-Nagy























Walter Adolph Georg Gropius (May 18, 1883 – July 5, 1969) 














Bauhaus - Wikipedia, the free encyclopedia http://ow.ly/aRxYX














Gropius & Mayer. Pabrik FagusAlfeld on the Leine 1911-13 | Wikipedia, the free encyclopedia http://ow.ly/aRy2o


























Gropius  Rancangan untuk Kompetisi Desain Menara Chicago Tribune 1922






  




MoMA | The Collection | László Moholy-Nagy. Construction in Enamel 2. 1923 
http://ow.ly/aRxOy




MoMA | The Collection | Kazimir Malevich. Suprematist Composition: Airplane Flying. 1915 (dated on reverse 1914) http://ow.ly/aRyI8



MoMA | The Collection | Piet Mondrian. Composition with Red, Blue, Black, Yellow, and Gray. 1921 http://ow.ly/aRyTe

Vasily Kandinsky (French, born Russia, 1866-1944)





MoMA | The Collection | Vasily Kandinsky. Panel for Edwin R. Campbell No. 1. 1914 http://ow.ly/aRxJq
MoMA | The Collection | Vasily Kandinsky. Panel for Edwin R. Campbell No. 4. 1914 http://ow.ly/aRxKA


MoMA | The Collection | Vasily Kandinsky. Black Relationship (Schwarze Beziehung). 1924 http://ow.ly/aRxzn




Desain Bauhaus 


MoMA | The Collection | Marcel Breuer. Club chair (B3). 1927–1928 http://ow.ly/aRyVV



MoMA | The Collection | Marcel Breuer. Chair (B33). 1927-28 http://ow.ly/aRyZq



MoMA | The Collection | Marcel Breuer. Side Chairs. 1936-37 http://ow.ly/aRyY9



MoMA | The Collection | Joost Schmidt. Staatliches Bauhaus Ausstellung. 1923 http://ow.ly/aRz2Z


MoMA | The Collection | Walter Gropius and Adolf Meyer. Door Handles. c. 1922 http://ow.ly/aRz5C