Tuesday, October 12, 2010

Patung Tiga Mojang di Pasar Seni Rupa ITB 2010





Patung Tiga Mojang karya Nyoman Nuarta yang sedianya sempat berdiri di perumahan Kota Harapan Indah, Bekasi, kemudian dibongkar paksa oleh Dinas Pentaan dan Pengawasan Bangunan (P2B) Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, pada hari Sabtu, 19 Juni 2010, menarik perhatian pengunjung yang hadir di Pasar Seni ITB pada hari Minggu 10 Oktober 2010.

Patung itu dibongkar karena dinilai tidak berizin, dan konon menimbulkan banyak protes warga khususnya ormas Islam. Sebagaimana dilaporkan Tempo Interaktif, pembongkaran patung itu adalah atas instruksi langsung Wali Kota Bekasi Mochtar Mohamad melalui surat Nomor 300/1118-set/V/2010, tertanggal 17 Mei 2010 lalu. Direktur Operasional PT Hasana Damai Putera (HDP) Fredy Yanto mengatakan bahwa pihaknya diminta membongkar patung tersebut dengan menyinggung alasan keamanan.

Patung yang ketika berdiri di Bekasi tingginya mencapai 19 meter itu terdiri dari tiga sosok wanita yang berdiri pada  tiga titik yang membentuk segitiga, menghadap ke arah luar dari segitiga tersebut. Ketiga sosok wanita molek tampak mengenakan kemben dan kain yang tidak menutup-nutupi lekuk tubuh mereka.

Upaya membongkar patung yang dibuat dengan harga Rp. 5 miliar itu dilakukan dengan mengikat bagian-bagian utama patung itu dengan tiga kawat besi, yang kemudian ditarik dengan crane ke atas trailer yang digunakan untuk mengangkut patung itu. Patung itu sempat "diamankan" sementara di Kantor Polsek Medan Satria yang tidak jauh dari lokasi pembongkaran. Sempat tersiar kabar bahwa patung tersebut akan dijual, dan beberapa pihak sudah menawar karya itu.

Patung itu pun rupanya pernah dikaitkan dengan kasus yang diacu sebagai "penistaan agama" yang menyangkut pelajar Sekolah Bellarminus Bekasi. Ada pula yang mengkaitkan patung tersebut dengan isu Kristenisasi. Perupa Nyoman Nuarta menyesalkan hal tersebut, dan menegaskan bahwa patung Tiga Mojang itu merupakan "gambaran mojang priangan yang menggunakan pakaian kemben bukan gambaran Bunda Maria yang memakai kerudung. Tidak ada unsur keagamaan apalagi agama Kristen dalam patung tersebut." Tidak gentar, Nyoman menyimpulkan: "Ini adalah pembodohan kepada masyarakat yang dilakukan oleh sekelompok orang dan saya akan melawan untuk mencerdaskan mereka."

Keberadaan Patung Tiga Mojang itu di Pasar Seni ITB 2010 dan sambutan berbagai ragam pengunjung yang tampak akrab dan tidak terancam berbagai isu yang dikaitkan dengan patung-patung itu, sangat menarik. Banyak perempuan berjilbab tampak berpose di depan patung itu, sehingga terlihat suatu kontras yang boleh dibilang ironis. Sebenarnya saya sangat ingin tau pendapat mereka tentang patung itu. Saya juga ingin tau pendapat masyarakat umum tentang kasus ini. Mohon komentarnya ya!

Tidak banyak yg berubah dlm hidupku sejak 1980an | Pasar Seni Rupa ITB 2010














Apa ya yang berubah sejak 1980an? Dulu waktu kuliah ya temen2 dandannya seperti ini, sehari-hari, bukan untuk performance art. Setiap hari, kehidupan sehari-hari jadi suatu  performance art. Mungkin itu yang dimaksud dengan lagu Every Day is Halloweennya Ministry.

Sekarang di Indonesia... sementara yg bergaya seperti ini semakin banyak, kebalikannya juga semakin banyak...

Friday, October 1, 2010

Membangun Sebuah Lubang bersama Tintin Wulia

Tintin Wulia dan Construction of a Hole
Natasha Sidharta ikut mendobrak dinding, membangun lubang. 

































Tadi malam saya baru saja melelang delapan lot lubang yang merupakan bagian dari karya Construction of a Hole ("Membangun Sebuah Lubang"), suatu karya seni rupa yang digagas perupa kontemporer Tintin Wulia, di Ark Galerie, Jakarta. Karya seni pertunjukan itu berupa seluruh proses pelelang karya itu sendiri, yang direkam dan akan dijadikan suatu karya seni video.

Terus terang ketika kurator Alia Swastika menghubungi saya dan mengatakan Tintin berharap saya mau menjadi pelelang dalam karya seni ruypa pertunjukannya, saya agak khawatir dengan karya seni yang ingin diciptakan itu, karena melibatkan suatu pelelangan. Namun, setelah perupanya menjelaskan tentang gagasan karyanya itu,  ternyata banyak hal menarik yang terkandung di dalamnya.

Dalam karya Tintin itu, hadirin ditawarkan untuk membeli lubang-lubang yang tersusun dalam suatu komposisi yang mengingatkan kita pada lukisan-lukisan Piet Mondrian. Tintin memiliki alasannya sendiri menggunakan komposisi ala Mondrian itu, dan hal itu behubungan dengan karyanya yang seringkali berupa representasi dari teritori, dan juga pada kebiasaannya menciptakan suatu konstruksi dinding dalam menggarap karyanya.

Delapan lubang itu sendiri didedikasikan pada delapan hal yang menjadi demarkasi batasan bagi hubungan/interaksi yang pada dasarnya adalah tembok yang membatasi kita dari yang berada di luar tembok itu. Pembatas itu adalah: dinding Romawi yang berupa susunan batu-bata yang dibangun dengan teknik sendiri, tembok Cina yang berhubungan dengan demarkasi wilayah kekuasaan, tembok Berlin yang menjadi batas ideologi yang menjadi batas fisik, undang-undang Secure Fence Act yang merupakan cita-cita orang Amerika Serikat menggariskan batas negara mereka dengan Mexico, mitos internet yang tanpa batas, yang nyatanya terpaksa dibatasi, peristiwa G30S/PKI yang ternyata merupakan dinding yang runtuh dan menimpa korban yang naas karena berada terlalu dekat dengan dinding itu, pagar pembatas yang dibangun demi keamanan setelah kerusuhan Mei 1998, dan juga dinding fisik yang tersisa itu sendiri.

Jadi, ternyata begitu banyak aspek yang terkandung dalam dinding itu, dan dalam karya Construction of a Hole, hadirin diajak mendobrak batas-batas itu, dan membangun suatu hubungan tak terbatas antar manusia.

Peran saya sebagai pelelang dalam karya seni pertunjukan itu, juga cukup menarik, karena turut menyatakan bahwa dalam upaya menciptakan kebebasan atau penghilangan batas, memang seringkali melibatkan negosiasi, dan kadang-kadang, negosiasi itu berupa negosiasi moneter.

Lebih menarik lagi jika mengkaitkan hal ini dengan apa yang terjadi kemarin malam, 29 September 2010, ketika Menteri Komunikasi dan Informasi menayangkan kicauannya yang berupaya mengkaitkan mengingkatkan penularan HIV/AIDS dengan homoseksualitas. Apa yang dilakukannya itu menciptakan sejenis dinding yang bermaksud membatasi lingkup kehidupan masyarakat homoseksual.

Pada malam tadi, hadirin yang berpartisipasi dalam Construction of a Hole, ikut serta dalam upaya kita untuk melenyapkan batasan-batasan demi kehidupan kita bersama sebagai bangsa yang merdeka.

Thursday, September 30, 2010

Hi

Hi. I am simply goblog when it comes to blogging. But please let me try again. this is yet another attempt at blogging.