Thursday, August 6, 2015

MetroTVNews: Peneliti Seni Rupa: Indonesia Butuh Laboratorium Forensik Seni



Peneliti Seni Rupa: Indonesia Butuh Laboratorium Forensik Seni
http://jateng.metrotvnews.com/read/2015/08/05/418448/peneliti-seni-rupa-indonesia-butuh-laboratorium-forensik-seni

metrotvnews.com

Peneliti Seni Rupa: Indonesia Butuh Laboratorium Forensik Seni

Ahmad Mustaqim - 05 Agustus 2015 16:17 WIB
Seorang pengunjung Jogja Gallery sedang melihat lukisan palsu yang mirip karya maestro senirupa, Sudjojono, Metrotvnews.com/ Ahmad MustaqimSeorang pengunjung Jogja Gallery sedang melihat lukisan palsu yang mirip karya maestro senirupa, Sudjojono, Metrotvnews.com/ Ahmad Mustaqim

Metrotvnews.com, Yogyakarta: Tindak kejahatan di Indonesia tak hanya terjadi langsung kepada seseorang. Namun, pemalsuan karya orang lain pun masuk kategori kejahatan yang juga mencederai ilmu yang digeluti.

Kritikus dan peneliti seni rupa kelahiran Prancis, Jean Couteau, mengatakan karya seni diciptakan secara idealis. Bila ada pemalsuan, itu melukai seniman sekaligus ilmu yang digelutinya.

"Lantaran itu, pemerintah Indonesia perlu mendirikan lembaga khusus sejenis laboratorium forensik seni rupa untuk menjaga hasil pemikiran seniman," kata Jean Couteau dalam Pameran Lukisan Palsu dan Diskusi 'Kejahatan dalam Seni Rupa: Pemalsuan Lukisan dan Pembuktian di gedung Jogja Gallery, Yogyakarta, Rabu (5/8/2015).

Sementara itu, Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Agus Burhan, mengatakan kejahatan pemalsuan seni rupa sudah lama terjadi. Pemilik asli karya seni itu pun seolah menjadi menderita.

Kejahatan pemalsuan lukisan, Agus mengatakan tak hanya dilakukan dengan sembunyi, namun juga terang-terangan. Ia menduga, potensi ekonomi yang besar menjadi salah satu penyebab terjadinya pemalsuan lukisan.

"Pada era 1960-an, lukisan di Indonesia tetap dalam eksplorasi tinggi, estetika kuat, dan memiliki nilai kebangsaan yang besar. Namun belakangan mulai berkurang," ujar Agus

Ia mengaku prihatin atas terjadinya pemalsuan lukisan di Indonesia. Jika tidak dihentikan, lanjutnya, kreativitas dan kerja keras dari seniman akan ternoda serta melukai wajah seni rupa Indonesia.

Forum tersebut juga membincarakan sebuah buku berjudul Jejak Lukisan Palsu Indonesia karya kelompok yang mengatasnamakan Perkumpulan Pecinta Senirupa Indonesia. Buku setebal 382 halaman itu membedah pemalsuan karya-karya lukisan para maestro seni rupa, mulai dari Hendra Gunawan, Sudjojono, hingga Affandi.

Editor buku Jejak Lukisan Palsu Indonesia, Bambang Bujono mengungkapkan ada poin-poin pokok yang bisa menunjukkan sebuah lukisan palsu atau asli. Caranya, pelukis harus bisa menjelaskan menjelaskan bukti-bukti proses pembuatan lukisan, termasuk bahan-bahan apa saja yang digunakan pelukis.

"Namun tidak ada aturan yang secara spesifik melindungi karya lukisan di Indonesia," ungkapnya.
  
RRN

No comments:

Post a Comment