Ada lomba menarik, siapa tau ada yang berminat untuk ikutan:
LOMBA KOSTUM RAMAYANA dari SAMPAH PLASTIK BIENNALE JOGJA XI PENDAFTARAN TERAKHIR --- 4 NOVEMBER 2011 |
HADIAH Juara I, II, III untuk kostum anak-anak: Uang Tunai + Piala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Juara I, II, III untuk kostum dewasa: Uang Tunai + Piala Dinas Pariwisata Propinsi DIY |
SYARAT UMUM PESERTA: 1. Warga/tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta 2. Membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 2.000,- 3. Berumur minimal 13 tahun (perorangan) 4. Dapat diikuti perorangan atau kelompok 5. Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu kostum 6. Pemenang lomba harus bersedia menyumbangkan hak cipta karyanya untuk diperbanyak sebagai kostum pementasan Lawa Kusa KETENTUAN KARYA: 1. Kostum berbentuk berbagai binatang (kuda, gajah, jerapah, badak, merak, angsa, ular, dll) dan tanaman/bunga 2. Rancangan harus unik dan menarik 3. Ukuran kostum bebas, ukuran anak-anak atau dewasa 4. Bahan dasar kostum harus sampah bungkus/kemasan plastik dari salah satu/lebih produk (makanan, minuman, sabun cuci, pewangi, dll) 5. Kostum tidak boleh memunculkan logo ataupun merk serta tidak memihak salah satu merk produk tertentu 6. Kostum harus utuh dan siap pakai (tidak boleh hanya bawahan atau atasan saja), lihat contoh 7. Kelengkapan lain seperti topi, senjata, tameng atau sepatu boleh dimasukkan sekalian dalam kostum 8. Kostum akan dipawaikan dengan model/peraga yang boleh dipilih sendiri 9. Kostum terbaik mendapat uang tunai sebesar Rp100.000 (untuk 100 kostum) 10. Batas waktu pengumpulan kostum adalah tanggal 22 DESEMBER 2011 11. Pendaftaran peserta dan pengambilan formulir dapat dilakukan sampai dengan tanggal 4 November 2011 di kantor Yayasan Biennale Yogyakarta Pendaftaran langsung ke: Yayasan Biennale Yogyakarta d.a Taman Budaya Yogyakarta Jl. Sri Wedani No.1 Yogyakarta Telp. (0274) 587712 atau (0274) 9330134 Kontak Mbak Dewi atau Mas Blorok Fb : Biennale Jogja Sebelas atau Biennale Jogja XI Twitter: @BiennaleJogjaXI *Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat |
LAWA KUSA - Lomba Kostum Ramayana Berbahan Sampah Plastik Adalah tahap ke-2 proyek Ramayana Gubahan Baru yang diinisasi olehYayasan Biennale Yogyakarta. Proyek pertunjukan Ramayana versi baru, dengan seni rupa sebagai basis penciptaannya, akan melibatkan seluas-luasnya masyarakat Yogyakarta. Mengapa Ramayana? Ramayana, bukti silang budaya Indonesia dan India, adalah sendratari ciptaan maestro-maestro Indonesia beberapa puluh tahun lampau. Sinta Obong adalah bagian paling syahdu dan dianggap puncak pencapaian. Selama puluhan tahun pula tidak ada usaha pembacaan ulang atasnya. Sehingga epik ini, seolah-olah, hanya berkisah seputar cinta Rama dan Sinta. Yayasan Biennale Yogyakarta melalui Panitia Biennale Jogja XI ingin mengajak masyarakat Jogja secara luas, terlibat mengalami persilangan budaya antara Indonesia dan India dengan mengkreasi-ulang RAYAMANA, selain itu mengajak masyarakat untuk aktif dan penuh gairah membaca kembali tradisi. Lakon yang diangkat dalam gubahan baru ini adalah dari sudut pandang Lawa Kusya sebagai wakil teks tandingan. Lawa Kusya adalah teks yang tidak populer yang sedemikian lama harus menandingi teks yang sudah mapan. Sebagaimana agama (dengan institusinya) yang selalu memperebutkan posisi versi utama, versi-versi Ramayana ini menggambarkan proses tawar menawar yang alot dan penuh kekerasan. Secara visual Lawa Kusya mewakili yang kalah, yang tidak glamour, yang tidak di pentas, yang tidak terlihat, namun memberi ruang refleksi yang lebih luas bagi penontonnya. Lawa Kusa adalah anak kembar Rama dan Sinta, yang diasuh oleh Empu Walmiki. Dikisahkan dalam situasi terlunta-lunta karena diusir oleh Rama, Sinta meninggal dunia ketika melahirkan Lawa dan Kusa. Dalam pengasuhan Empu Walmiki, Lawa dan Kusa si anak yatim, tumbuh menjadi pemuda tampan, pintar ilmu sastra, dan mandiri. Menginjak dewasa, Lawa dan Kusa berniat mencari Rama sang ayah. Dalam perjalanan, ke Ayodya dari padepokan Empu Walmiki, Lawa dan Kusa menempuh perjalanan menerobos hutan rimba, padang rumput, sawah ladang, pedesaan, dan perkampungan. |
KOSTUM LAWA KUSA dari SAMPAH PLASTIK Sebagai proyek komunitas yang diagendakan bisa berkelanjutan dan senantiasa terbarui, kami ingin melibatkan masyarakat Yogyakarta untuk bersama-sama merancang kostum Lawa Kusa, dan aneka binatang yang ditemui mereka dalam perjalanan. Kostum tersebut harus terbuat dari sampah konsumsi sehari-hari yang anorganik. Perancangan kostum Lawa Kusa ini disertai lomba yang terbuka untuk umum. Kostum dari sampah anorganik hasil kreasi masyarakat ini nanti akan dipawaikan, dan diperagakan di Monumen SO 1 Maret. MENGAPA SAMPAH? Sampah telah menjadi masalah bagi siapa saja, menjadi problem lingkungan hidup yang tidak bisa diabaikan oleh siapapun, terutama sampah anorganik.Yogyakarta sebagai salah satu daerah tujuan wisata ternama di Indonesia, harus mampu menjawab tantangan yang mendesak dikelola ini. Sampah plastik dan usaha-usaha pengelolaannya adalah tanggungjawab bersama antara masyarakat dan Pemerintah. URUTAN PELAKSANAAN KEGIATAN: 1. Sosialisasi dan Workshop = 1 Oktober – 15 Desember 2011 2. Penjurian Lomba dan Gladi Bersih Pawai = 28 Desember 2011 3. Pawai Kostum Lawa Kusa = 2 Januari 2012 |
Biennale Jogja XI didukung oleh: Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kedutaan Besar India untuk Indonesia and Pusat Kebudayaan India di Jakarta, Sahabat Biennale Jogja, Kawan Sukarelawan, Perusahaan dan Organisasi pendukung lainnya akan diumumkan kemudian. Partner Media: Ardhia FM, Art Monthly Australia, Biennial Foundation, C-Arts Magazine, GCD FM, Gemma AM, Geronimo FM, Global FM, HarianJogja, Jiz FM, Jogja Family FM, Jogja TV, Jogjanews.com, KR Radio, Koran Tempo DIY &Jateng, MBS FM, Metro TV, Nafas Art Magazine and Universes In Universe, Pipeline Magazine, Radar Jogja, Radio Bantul, Radio Persatuan, Star Jogja FM, TAKE on art Magazine, UTY FM Medari, U-Magazine, Visual Arts Magazine. Kontak Media: Elga Ayudi Mobile : +62 (0) 81328499008 |