Saturday, March 31, 2012

MoMA Class @ America | Module 3: Mattise & Fauvism | Sabtu 31 Maret 2012 mulai pk. 11
MoMA Class @ America | Module 3: Matisse & Fauvism
dipresentasikan oleh Larissa Bailiff




Asal mula perupa Henri Matisse




1. Henri Matisse, Self-Portrait, 1918, Musee Matisse, le Cateau


Walau Matisse seorang yang kreatif sejak kanak-kanak, tidak ada yang dapat menyangka bahwa ia akan menjadi seorang perupa. Ia dilahirkan di kawasan yang dingin dan sering hujan dari Perancis bagian Utara, dekat perbatasan dengan Flemings/Flanders, antara Belgia dan Belanda. Orang tuanya memiliki toko biji2an dan bibit/benih. Ia harus memilih apakah akan membantu orang tuanya, sebagaimana kakaknya, atau masuk ke profesi hukum, dan ia memilih hukum.


Matisse bekerja sebagai juru tulis di biro hukum, ketika dia menderita radang usus buntu. Ketika ia sedang menjalani perawatan, ibunya memberinya sekotak persediaan seni rupa, dan sebagaimana diingat Matisse, membuka kotak itu seperti membuka sebagian dari surga. Ia menyadari bahwa ia menemukan jalan hidupnya. Pada umur 20 tahun, ia menentukan pilihannya untuk menjadi perupa secara teguh, pindah ke Paris, dan mengorbankan segalanya. Ia tidak punya uang dan hanya sedikit kemungkinan untuk berhasil.


Pada tahun 1892 ia menemukan jalan ke studio dari Gustave Moreau, perupa yang kita kenal dari Modul 2.




2. Henri Matisse, Moreau’s Studio, 1894-95, private collection
http://ow.ly/9Y6uZ

Kita mendapatkan kesan dari studio Moreau dari sebuah lukisan awal karya Matisse, yang menggambarkan murid-murid yang bekerja membuat karya seni di tengah-tengah sebuah bentuk patung ukuran manusia yang dibentuk dengan plaster dan sesosok model telanjang yang hidup. Karya itu dilukis dengan cara yang impresionistik, dan seperti berkabut, dengan warna-warna yang agak dikusamkan.

Konon, pertama kali Matisse ditugaskan untuk melukis model telanjang, ia begitu gelisah, ia tidak dapat membuat apa pun dengan benar. Ia gelagapan, ia berhenti, ia berbalap, ia menarik diri, sampai akhirnya ia cepat-cepat menyelesaikan karyanya karena ia merasa begitu tidak nyaman berada di hadapan ketelanjangan. Sebagaimana kita tau, ia dengan cepat mengatasi masalah ini, dan kemudian akan menjadi salah satu dari maestro perupa yang menggambarkan figur bugil modern, membuat beberapa lukisan perempuan yang paling sensual, provokatif dan indah dalam sejarah seni rupa Barat.

3. Gustave Moreau, Apparition, 1876, Musee d’Orsay



Cukup menarik dan mengejutkan untuk mengetahui bahwa Moreau sebagai perupa Simbolis adalah perupa yang dicari oleh Matisse, sebagai perupa yang membimbingnya. Malah, ia dikenal berpikiran terbuka dan selalu mendukung keberagaman gaya dari para muridnya. Matisse berkembang di bawah bimbingannya.



4. Georges Rouault, Three Judges, 1913, MoMA

George Rouault adalah perupa terkenal lain yang belajar pada Moreau, dan sebagaimana dikatakan Matiss tentang guru mereka, "Ia tidak menempatkan kita pada jalan yang benar, tapi di luar jalan-jalan itu.. ia mengganggu kenyamanan kita," dan hal itu merupakan deskripsi menakjubkan dari kekuatan mengajar.

Moreau bukan hanya mendorong muridnya untuk menjelajahi banyak gaya yang berbeda-beda, tapi juga mendorong mereka untuk berhubungan baik dengan karya seni rupa masa lampau, bahkan meniru karya seni master-master lama. Diskusi-diskusinya dengan para mahasiswa di Louvre dikenal sebagai melegenda karena dibawakan dengan begitu berjiwa dan sepenuh hati.

Di studio Moreaulah Matisse pertama kali mengcopy, meniru gaya pelukis Belanda De Heem, favoritnya sepanjang hidup. and Raphael, sang perupa Renaissance, dan Chardin , serta juga yang lain.





5. Jean-Baptiste Chardin,The Ray, 1728, Musee de Louvre

Ia juga membuat copy dari perupa seperti Rodin.

6. Auguste Rodin, The Walking Man, 1900, Musee d’Orsay

Dan penting untuk mencatat bahwa Matisse berlatih secara akademis, untuk beberapa tahun, sebelum pergi mengambil jalannya sendiri.

7. Henri Matisse, Woman Reading, 1894, National Museum of Modern Art, Paris

Dengan tema yang domestik, tentang suasana sehari-hari rumah tangga, bekerja dengan hening di suatu pojok, dilukis dengan nada-nada warna yang tenang, ia memberikan sedikit pertanda dari keradikalan si perupa yang akan datang. Bahkan, karya ini secara diterima dengan baik oleh para kritikus dan masyarakat seni. Dilanjutkannya gaya seperti ini sebenarnya akan menjamin keberhasilan komersial si perupa.

Namun sebaliknya, kita lihat si perupa membebaskan diri, dan membuat dobrakan,

8. Henri Matisse, Harmony in Red, 1908, The Hermitage

beralih ke sumber-sumber inspirasi yang baru, seperti

9. Vincent van Gogh, Wheatfields with Crows, 1890, Van Gogh Museum

juga Gauguin, tetapi khususnya karya seni Cezanne. Matisse menggali karya mereka untuk pelajaran tentang bentuk, warna dan struktur yang ekspresif.

Setelah menikahi istrinya Amelie pada tahun 1889, walau pun ia seringkali tidak punya sepeser uang pun, ia membeli beberapa lukisan, termasuk karya ini:

10. Paul Cezanne, Three Bathers, 1879-82, Petit Palais, Musee des Beaux Arts de la ville de Paris
http://ow.ly/9Y6TQ

Yang terus menjadi suatu batu "hong" bagi si perupa dalam hidupnya selanjutnya, walau ia nantinya, pada tahun 1927, akan memberikan karya itu kepada Negara Perancis.

Kita dapat melihat dampak Cezanne terus menerus dalam karya Matisse, termasuk dalam karya Matisse ini:



11. Henri Matisse, Male Model, 1900, MoMA
http://ow.ly/9Y6K0

Dalam karya ini Matisse secara gamblang mengkonstruksi bentuk yang ingin ditampilkannya, sesosok model pria yang kokoh, yang juga pernah dipakai oleh Rodin, dalam bilah atau bidang warna. Latar belakangnya juga dibangun dengan sentuhan warna-warna, yang seolah-olah menolak untuk berbaur menjadi satu. Karya itu kasar, cukup mengejutkan, mengandung dan menunjukkan kekuatan, dan merupakan penjelajahan.

- - - - -



Selanjutnya terus bekerja dengan gaya yang berbeda-beda, pada tahun 1904 Matisse bertemu dengan Paul Signac. pada saat itu seorang perupa yang mapan dengan menganut gaya pointilist. Ia mengajak Matisse untuk untuk pergi ke St. Tropez, untuk melukis bersamanya. Berikut ini kita melihat salah satu karya Signac tentang kawasan itu:

12. Paul Signac, Port St. Tropez, 1899, Musee de Annociade, St. Tropez
http://ow.ly/9Y71w

Matisse terkesan oleh panasnya udara dan teriknya matahari kawasan Mediterania yang tampaknya menjadi sumber cahaya dalam karya Signac, yang akhirnya dialaminya langsung pada saat kunjungan pertamanya ke kawasan Selatan Perancis itu.

Karya-karya dari masa ini mencerminkan pengaruh pointilist, misalnya dalam karya

13. Henri Matisse, Luxe, Calme, et Volupte, 1904, Musee National d’Art Moderne, Paris
http://ow.ly/9Y7sZ

yang akhirnya dibeli oleh Signac. Dalam kanvas yang dipenuhi cahaya ini, kita lihat beberapa perempuan ada di pantai, pohon-pohonan, sebuah kapal, awan-awan, dan badan air, semuanya dipecah-pecah ke dalam goresan-goresan kecil dan pendek dari warna-warna yang
menggetarkan.

Namun kesungguhan hati Matisse tidak dapat dibatasi dalam titik-titik kecil yang begitu metodikal untuk waktu yang lama, dan tak lama kemudian goresannya menjadi lebih beragam, seringkali dilanjutkan menjadi sebidang tambalan warna, dan bahkan bidang warna yang cukup lebar, seperti dapat kita lihat dalam karya ini yang dibuat tahun berikutnya:

14. Henri Matisse, Open Window at Collioure, 1905, National Gallery of Art, Washington DC
Penuh dengan warna, karya ini lebih hidup dan lebih berenergi dengan warna-warna hijau, jingga dan ungu. Karya ini menantang mata dengan dorongan dan helaan dari motif-motif, dan bentuk-bentuk yang diratakan. elemen-elemen vertikal dan horizontalnya, penyederhanaan bentuk sekaligus kerumitannya yang saling bertumpang tindih.

15. Map of Collioure



Pada musim panas tahun 1905, Matisse dan sahabatnya Andre Derain pergi untuk melukis di Colloiure, di mana mereka saling mendorong satu sama lain untuk masuk ke dunia yang lebih menantang dan memiliki resiko, mengkompresikan ruang sambil membebaskan warna dan bentuk dari deskripsi naturalistik dalam karya mereka.

Mereka melukis figur dan pemandangan di daerah itu: lembah, pelabuhan, kapal-kapal, pantai, dan terutama langitnya.

16. Andre Derain, Le Phare de Collioure, 1905, Modern Art Museum, Paris
17. Henri Matisse, Landscape at Collioure, 1905, MoMA

19. Split Screen: Henri Matisse, Portrait of Derain, 1905, Tate Gallery
And Andre Derain, Portrait of Matisse, 1905, Tate Gallery

Mereka saling memberikan keberanian satu sama lain, saling mendukung, terutama pada masa-masa di mana salah satu mengalami keraguan.

Andre Derain, Portrait of Matisse, 1905, Tate Gallery

Dalam potret karya Derain, Matisse (yang sebenarnya berumur 12 tahun lebih tua dari Derain dan karena itu tentu dianggap sebagai petua di antara mereka) digambarkan dengan bilahan warna, mengenakan baju kerja pelukis, sehingga tidak seborjuis biasanya. Merahnya jenggotnya ditingkatkan menjadi bidang yang hanya murni warna saja. Bagian wajahnya yang tertutup bayangan dilukis dengan warna hijau dan diberi garis batas warna mauve (ungu pucat).

And Henri Matisse, Portrait of Derain, 1905, Tate Gallery



Sedang penghormatan Matisse pada temannya digarap dengan goresan-goresan yang ditarik secara berani dari warna-warna yang terpecah-pecah, dengan banyak warna putih kanvas yang dibiarkan tampak tidak tertutup, di antara warna-warna itu.

Fauvism sebagai suatu gerakan telah terbangun dari beberapa perupa yang berpikiran serupa sejak tahun 1900. Selain Matisse, perupa seperti Vlaminck, Marquet, Roualt, Duffy dan sebagainya, semuanya mulai meratakan dan mengkompresikan ruang-ruang yang mereka lukis, memecah bentuk, meninggalkan kanvas tidak tertutup cat, dan menggunakan warna-warna itu secara emotif dan meriah, dan sama sekali tidak naturalistik. Dan mereka saling berbagi tentang kemungkinan-kemungkinan bentuk seni baru.

20. Charles Camoin, Village by the Sea, 1905-6, Petit Palais, Geneva, Switzerland
21. Charles Camoin, Port of Cassis (can not find location-should be taken out)
22. Albert Marquet, Fishing Boats, 1906, Hood Museum
23. Maurice de Vlaminck, Landscape of Red Trees, 1906, National Museum of Modern Art, Paris

Tapi kelompok ini tidak terbentuk dan mendapatkan nama mereka sebelum Matisse dan rekan-rekannya menampilkan karya-karya mereka di Salon d'Automne, pada musim gugur 1905.

24. Split Screen: Henri Matisse, Portrait of Mme Matisse: The Green Line, 1905, SFMoMA
http://ow.ly/9Y7Ay
dan
Henri Matisse, Woman with a Hat, 1905, Statens Museum for Kunst, Copenhagen
http://ow.ly/9Y7L8

Salah satu kritikus, Louis Vauxcelles , mengumumkan opini banyak kritikus lainnya, memproklamirkan mereka sebagai "Fauves" atau mahluk-mahluk liar, mengecam dan mengejek kevulgaran, keterusterangan, dan keburukrupaan mereka. Pemandangan-pemandangan karya mereka cukup mengejutkan, tapi adalah studi-studi figur manusia dan potret wajah yang dianggap serangan terburuk mereka. Vauxcelles mengacu pada karya-karya seperti

Henri Matisse, Woman with a Hat, 1905, Statens Museum for Kunst, Copenhagen

dan

Henri Matisse, Portrait of Mme Matisse: The Green Line, 1905, SFMoMA
yang menggambarkan istrinya, Amelie.

Sulit untuk membayangkan kontroversi atas karya-karya ini, dan yang diakibatkan karya-karya para Fauves, di tahun 1905. Banyak pengunjung ke Salon d'Automne benar-benar merasa jijik, dikagetkan dan terganggu karena karya-karya yang dipamerkan di sana. Dalam beberapa tahun berikutnya, semua perupa itu melukis dengan cara seperti itu.



25. Georges Braques, The Large Trees, 1906-07, MoMA

George Braque (yg akan kita temui lagi di Modul 5) malah sempat bergabung dengan kelompok ini sejenak, sebelum beralih untuk bekerja bersama Picasso, dan selanjutnya mengembangkan Kubisme bersamanya.

Lukisan karya Matisse memberinya reputasi "success de scandal", "keberhasilan yang penuh skandal", dan ia langsung menjadi ketua avant garde. Hal itu tidak membuatnya lebih kaya, tapi yang pasti ia menjadi terkenal. Ia membuat kejutan lagi dengan karya seperti:

26. Henri Matisse, The Joy of Life, 1906, Barnes Foundation
http://ow.ly/9Y8ud
dan

28. Henri Matisse, Blue Nude (Memory of Biskra), 1907, Baltimore Museum of Art

yang sudah membuktikan bahwa ia sudah mulai menarik diri dari karya Fauve sebelumnya, dengan carikan warna-warna yang menjadi lebih lebar, dan subyek-subyek yang tampak lebih aneh.

Perlu ada catatan tentang eksotisme. Banyak dari perupa Fauve, dan juga Picasso, pada saat ini, menengok ke subyek-subyek non-Barat, terutama topeng-topeng dan patung-patung Afrika dan Oseania sebagai sumber inspirasi bagi karya seni mereka. Mereka mengkoleksi benda-benda itu, mempelajarinya di museum-museum etnografis, dan menyertakan bentuk-bentuknya ke dalam karya seni mereka, menggunakan mereka untuk membantu mendobrak keluar tradisi akademis.

29. Split Screen: Fang Mask (couldn’t find source but we should replace with image from: Musee National d'Art Moderne, Centre Georges Pompidou, Paris, undated)
and African Sculpture: Dogon Figures, from Mali, c. 1800, (The Metropolitan…not same couple but should switch out image with one from Met)



Lebih dari perupa lain pada masa ini, Matisse berpaling ke budaya-budaya di tempat jauh sebagai sumber inspirasi. Pada bagian awal dari abad ke-20, sumber-sumber yang digunakannya berkisar dari patung-patung Afrika, tekstil Maroko, fresko (lukisan dinding) Itali abad ke-14 karya Giotto, woodblock print Jepang, hingga lukisan miniatur Persia, yang dilihatnya dalam beberapa pameran.

30. Tabriz School, “Paudj Gandj”, Amir Khosrow Dehlavi (from the Iran Chamber Society Website)

Semua itu berdampak pada karya seninya, dan selanjutnya terus mempengaruhinya dalam tahun-tahun berikutnya.

31. Photo: Henri Matisse, Amelie, and Marguerite c. 1910 (have not identified source yet)

Fauvisme sebagai gerakan yang resmi pada dasarnya usai tahun 1908, tapi gerakan itu memiliki pengaruh/dampak yang besar dalam membebaskan perupa dalam hubungannya dengan bidang gambar, penggunaan warna, dan cat sebagai materi tersendiri.

32. Henri Matisse, The Painter’s Family, Spring 1911, The Hermitage

Matisse sudah lebih dulu beranjak, mungkin lebih awal. Bagaimana kita menyebutnya setelah Fauvisme? Matisse, sayangnya sulit untuk memberinya terminologi sejarah seni rupa yang lebih baku, adalah seorang perupa yang berumur panjang, ia baru wafat pada tahun 1954, dalam usia 85 tahun. Ia seorang colorist (pelukis yang mengandalkan warna) radikal yang menakjubkan. Tapi setelah Fauvisme, kita tidak punya sebuah gerakan seni rupa yang dapat kita kaitkan dengannya. Kita dapat menggunakan istilah abstraksi, tapi ia tidak pernah sepenuhnya abstrak, sehingga kita memanggilnya Matisse.

33. Henri Matisse, Dance(version 1), 1909-10, MoMA
http://ow.ly/9Y89N

Dalam modul ini kita tidak hanya mengkaji karya-karya Matisse dari masa Fauvisme, tapi juga karya-karya selanjutnya, ketika ia mengembangkan eksplorasi penggunaan warna secara ekspresif, bidang-bidang yang dijadikan rata, dan permainan permukaan-permukaan, serta penekanan pada proses: penggunaan penementi (jejak-jejak proses dalam penggarapan sebuah karya seni rupa).

- - - - -

Menarik untuk melihat hubungan antara Matisse dan saingannya yang kemudian menjadi sahabat karibnya, perupa Pablo Picasso.

37. Split Screen: Henri Matisse, Self-Portrait, 1906, Statens Museum for Kunst, Copenhagen
and
Pablo Picasso, Self-Portrait with Palette, 1906, Philadelphia Museum of Art
http://ow.ly/9Y6Ch


Picasso tiba di Paris dari Spanyol beberapa tahun sebelumnya dan ia melihat Matisse yang jauh lebih tua daripadanya, sebagai pemimpin para Modernis, dengan goresannya yang keras dan penuh warna. Kedua sosok itu diperkenalkan oleh penulis Gertrude Stein sekitar tahun 1905, di apartemennya di Paris. [Pada saat itu Picasso (1881 – 1973) berusia 24 tahun, sedang Matisse (1869-1954) berusia 36 tahun.

36. Photo: Taken by Man Ray, Gertrude Stein and Alice B. Toklas at their home, 27 rue de Fleurus, 1923, Beinecke Rare Book and Manuscript Library, Yale University

Ia mengoleksi karya dari kedua perupa itu, dan hal itu memperbesar persaingan di antara mereka. Mereka saling bertukar hadiah pada waktu itu, sambil mengawasi hasil pekerjaan saingan mereka satu sama lain, seringkali saling mengunjungi studio mereka satu sama lain, dan sama-sama tidak ingin saingan mereka lebih maju daripada diri mereka sendiri.

Potret diri mereka yang dibuat tahun 1906, tahun ketika Paul Cezanne (1839 – 1906) wafat, seperti manifesto, pernyataan, mengingatkan satu sama lain untuk berhati-hati, waspada, dan keduanya menyatakan pengakuan mereka sebagai pewaris tahta perupa itu.



35. Pablo Picasso, Self-Portrait with Palette, 1906, Philadelphia Museum of Art

Picasso yang mendasari potret dirinya pada sebuah potret diri karya Cezanne, beberapa tahun sebelumnya, mengaku bahwa dirinya lah pewaris perupa itu, diperlihatkan dengan kesan kekuatan, konstruksi, latar belakang yang dibuat kasar dan kacau, serta daya primitif dari karya itu.

34. Henri Matisse, Self-Portrait, 1906, Statens Museum for Kunst, Copenhagen

Sementara itu, Matisse tidak pernah tampak lebih kuat, begitu percaya diri. Sentuhannya begitu bertenaga, penggunaan warnanya sepenuhnya liar seperti monster, tatapannya menantang bukan hanya PIcasso tapi seluruh dunia seni. Mereka akan menjadi dua dari perupa yang paling hebat dan paling radikal di abad ke-20.

Dan sebagaimana Picasso akan kemudian mengatakan, "hanya ada Matisse, dan aku."



In the Galleries




Henri Matisse (French, 1869-1954)

La Japonaise: Woman beside the WaterCollioure, summer 1905. Oil and pencil on canvas, 13 7/8 x 11 1/8" (35.2 x 28.2 cm). http://ow.ly/9Y58i

The Red StudioIssy-les-Moulineaux, fall 1911. Oil on canvas, 71 1/4" x 7' 2 1/4" (181 x 219.1 cm).
http://ow.ly/9Y5qp

The Piano LessonIssy-les-Moulineaux, late summer 1916. Oil on canvas, 8' 1/2" x 6' 11 3/4" (245.1 x 212.7 cm)http://ow.ly/9Y5KV




Matisse's Sculpture:

Pablo Picasso: Woman's Head (Fernande).
Paris, fall 1909 http://ow.ly/9YGxU


Matisse: Jeannette (I)
Issy-les-Moulineaux, January - March (?) 1910. Bronze, 13 x 9 x 10" (33 x 22.8 x 25.5 cm).
http://ow.ly/9Y5PN



Matisse: Jeannette (II) Issy-les-Moulineaux, January - March (?) 1910
http://ow.ly/9ZmaP



Matisse: Jeannette (III).
Issy-les-Moulineaux, April - September 1910 or February - mid-July 1911
http://ow.ly/9Zmok



Matisse: Jeannette (IV).
Issy-les-Moulineaux, April - September 1910 or February - mid-July 1911
http://ow.ly/9ZmNO


Matisse: Jeannette (V).
Issy-les-Moulineaux, summer 1916
http://ow.ly/9ZmTQ




André Derain (French, 1880-1954)

Fishing Boats, Collioure
1905. Oil on canvas, 15 1/8 x 18 1/4" (38.2 x 46.3 cm). The Philip L. Goodwin Collection.
http://ow.ly/9Y69g








Tidak dipamerkan:



Maurice de Vlaminck (French, 1876-1958)


Autumn Landscape

c. 1905. Oil on canvas, 18 1/4 x 21 3/4" (46.2 x 55.2 cm). Gift of Nate B. and Frances Spingold.
http://ow.ly/9Y6ei


Georges Braque (French, 1882-1963)

Landscape at La Ciotat

La Ciotat, summer 1907. Oil on canvas, 28 1/4 x 23 3/8" (71.7 x 59.4 cm). Acquired through the Katherine S. Dreier and Adele R. Levy Bequests.
http://ow.ly/9Y6nc



Matisse & Picasso

No comments:

Post a Comment