Banyak sekali permasalahan kemacetan kota bisa dikurangi dengan langkah perancangan sederhana. Hal ini misalnya bisa dilakukan pada titik kemacetan di pertemuan antara Jl. Joko Sutono dan Jl. Wijaya I. Pada saat ini, terdapat tiga titik persilangan pada segitiga pertemuan itu. Pada jam-jam pulang kantor, banyak kendaraan yang datang dari Jl. Joko Sutono bagian utara ke arah selatan dan ingin berbelok ke kanan (barat) masuk Jl Wijaya I, untuk selanjutnya ke Jl. Prapanca Raya. Sementara itu, juga ada kendaraan yang datang dari Jl. Prapanca Raya atau Jl. Iskandarsyah masuk ke Jl. Wijaya I dan ingin terus ke arah timur untuk selanjutnya ke Jl. Kapten. Tendean atau Jl. Walter Monginsidi. Pertemuan dua arus itu mengakibatkan persilangan lalu lintas yang pelik, belum lagi ada lalu lintas sekunder yang juga mengakibatkan persilangan-persilangan.
Permasalahan di titik pertemuan antara Jl. Joko Sutono dan Jl. Wijaya I ini dapat dikurangi dengan suatu langkah sederhana yaitu membuat Jl. Wijaya I pada segmen segitiga pertemuan itu menjadi satu arah ke arah barat. Sedang kendaraan yang ke arah timur di Jl. Wijaya I, pada segmen itu harus berbelok ke kiri sejenak dan berbelok ke kanan masuk bagian akhir Jl. Joko Sutono dan kemudian lanjut di Jl. Wijaya I ke arah timur. Sementara pada titik pertemuan itu Jl. Joko Sutono juga dibuat hanya berlekuk ke kiri dengan kemungkinan untuk berbelok ke kanan ke arah barat di Jl. Wijaya I.
Pertigaan Keluar tol Cilandak-Bintaro & jalan menuju tol Bintaro-Serpong
Permasalahan serupa juga muncul di pertigaan antara jalan keluar tol Cilandak-Bintaro dan jalan menuju tol Bintaro-Serpong. Terutama pada pagi hari, banyak kendaraan yang datang dari bundaran Sektor IX Bintaro dan ingin berbelok ke kanan (barat) ke jalan tol Bintaro-Serpong, sementara juga tidak sedikit kendaraan yang datang dari Pondok Ranji ingin belok ke kanan (selatan) untuk masuk tol Bintaro-Cilandak, dan juga ada kendaraan dari jalan tol Cilandak Bintaro yang ingin menuju Sektor IX Bintaro. Luasnya daerah yang tersedia untuk pertigaan ini makin membuat keadaan lalu lintas berpotensi semerawut, sehingga seringkali diperlukan petugas untuk mengatur kendaraan di sini.
Padahal, permasalahan lalu lintas di pertigaan ini dapat dikurangi dengan suatu langkah sederhana yang intinya mengurangi persilangan lalu lintas, yaitu dengan menambahkan suatu segitiga yang mengalihkan persilangan menjadi titik penyatuan jalur (merge) yang serupa dengan bundaran. Tanpa petugas pun, arus lalu lintas dengan sendirinya akan harus lebih teratur.
Kendaraan yang datang dari Pondok Ranji ingin belok ke kanan (selatan) untuk masuk tol Bintaro-Cilandak, dialihkan sehingga harus mengikuti dulu arus kendaraan ke kiri (utara) kemudian baru berputar balik ke kanan (selatan) untuk masuk ke jalan yang menuju jalan tol Bintaro Cilandak. Kendaraan yang datang dari bundaran Sektor IX Bintaro dan ingin berbelok ke kanan (barat) ke jalan tol Bintaro-Serpong, juga harus mengikuti arus lalu lintas mengitari segitiga dan baru berbelok ke kanan (barat) ke tol Bintaro-Serpong. Sementara kendaraan dari jalan tol Cilandak Bintaro yang ingin menuju Sektor IX Bintaro, harus sedikit berkelok mengikuti lekukan segitiga pula. Solusi sederhana ini akan membuat berkendara di daerah ini lebih nyaman dan aman.
Om .. ini sudah menghitung jumlah kendaraan masing2 arah yang disarankan untuk dialihkan?
ReplyDeleteaduh ngk usah dihitung. itu pendekatan traffic engineer yang bikin kota kita macet terus. intuisi dan pendekatan visual aja cukup untuk bissa lihat masalahnya!
ReplyDelete